MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merancang strategi dan program untuk membangun ketahanan pangan nasional. Tekad pemerintahan Prabowo-Gibran ini ditunjukkan dalam empat komitmen. Keempat komitmen tersebut ialah visi ketahanan pangan, program pembangunan pangan, dukungan anggaran, dan prioritas pembangunan kawasan swasembada pangan.
Dalam rangkan mendukung program ketahanan pangan maka Unhas menggandeng tim pakar dari Universitas Sam Ratulangi Menado mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan Survei Lapangan dalam rangka Program Hilirisasi Riset Prioritas Skema Tim Pakar Pra Studi Kelayakan Dorongan Teknologi Universitas Hasanuddin berlangsung pada Jumat (17/10/2025) di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Acara ini menghadirkan Ketua Tim Pakar, Prof. Dr. Ir. Femi Hadidjah Elly, M.P., IPU dari Universitas Sam Ratulangi, bersama anggota tim pakar yang terdiri atas Prof. Dr. Roni Koneri, M.Si, Dr. Agus Supandi Soegoto, SE., MSI., QRMP, Dr. Deasy Soeikromo, SH., MH, dan Dr. Eng. Agung Sutrisno, ST., MT. Turut hadir pula inventor Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Ir. Asmiaty Sahur, MP, serta narasumber Syaharuddin Haddade dan Arsil Hamzah, dengan dukungan dari tim pembantu lapangan dan para petani setempat di Bululea, Malino.
Pada wawancara dengan Prof Prof. Asmiaty Sahur selaku inventor tanggal 30 Oktober 2025, Beliau menjelaskan bahwa inovasi ini telah melalui serangkaian uji laboratorium dan lapangan dengan hasil yang menjanjikan.

“Kami ingin memastikan bahwa pupuk hayati ini benar-benar efektif di berbagai jenis lahan pertanian. Harapan kami, dalam waktu dekat produk ini bisa diproduksi secara massal dan dimanfaatkan oleh petani di seluruh wilayah Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah dan industri untuk memperluas skala produksi.
Sementara itu dalam FGD yang dilakukan, Prof. Femi Hadidjah Elly menyampaikan bahwa kegiatan pra studi kelayakan ini merupakan langkah penting dalam menguji efektivitas dan potensi hilirisasi inovasi hasil riset agar dapat diterapkan di masyarakat.
“Kegiatan ini bukan hanya menilai kelayakan dari sisi teknologi, tetapi juga melihat sejauh mana inovasi tersebut dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi petani dan sektor pertanian secara umum,” ujar Prof. Femi. Menurutnya, kolaborasi lintas universitas dan keterlibatan langsung masyarakat menjadi kunci agar hasil riset tidak berhenti pada tahap akademik semata.
Lebih lanjut, Prof. Femi menegaskan bahwa inovasi “Pupuk Hayati Pelarut Fosfat dan Pemfiksasi Nitrogen Berbasis Bioteknologi” yang dikembangkan Universitas Hasanuddin memiliki potensi besar menjadi solusi terhadap ketergantungan petani pada pupuk kimia.
“Kami melihat produk ini mampu memperbaiki kesuburan tanah secara alami dan berkelanjutan. Ini adalah langkah konkret menuju pertanian yang ramah lingkungan dan mendukung ketahanan pangan nasional,” tambahnya. Ia berharap hasil kajian lapangan ini dapat mempercepat proses hilirisasi agar produk segera sampai ke tangan petani.
Kegiatan ini turut menghadirkan para narasumber, Syaharuddin Haddade dan Arsil Hamzah, yang memberikan pandangan praktis mengenai strategi pengembangan dan penerapan inovasi di tingkat petani. Mereka menyoroti pentingnya pendekatan partisipatif dalam mengenalkan teknologi baru agar petani merasa memiliki dan memahami manfaatnya secara langsung. Diskusi berlangsung dinamis dengan pertukaran gagasan antara para pakar, peneliti, dan petani setempat.
Selain itu, tim pembantu lapangan dan tim Inventor yang terdiri atas Andi Ince Muh. Taufan, S.Tr.P., M.Si, Balqis Azza Fadiah, Aditya Satria Nugraha, Ernawati. S, S.Pd, serta kelompok petani Bululea Malino, berperan aktif dalam proses survei dan pengumpulan data di lapangan.
Mereka membantu mengidentifikasi kendala yang dihadapi petani dalam penggunaan pupuk konvensional serta menggali respons terhadap penggunaan pupuk hayati. Hasil pengamatan menunjukkan adanya antusiasme tinggi dari petani terhadap inovasi ini karena dianggap lebih hemat, mudah digunakan, dan berpotensi meningkatkan hasil panen.
Secara keseluruhan, kegiatan FGD dan Survei Lapangan ini berjalan lancar dan memberikan hasil positif. Tim pakar menilai bahwa inovasi pupuk hayati Universitas Hasanuddin layak untuk dikembangkan lebih lanjut melalui tahap hilirisasi. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan inovasi ini dapat menjadi salah satu terobosan penting dalam memperkuat ketahanan pangan nasional serta mewujudkan pertanian berkelanjutan yang menyejahterakan petani dan menjaga kelestarian lingkungan. (rls)


















