PINRANG, PIJARNEWS.COM — Ahad, 25 Mei 2021. Mahmud tampak mencangkul sawahnya di Lingkungan Sulengka, Kelurahan Bittoeng, Kecamatan Duampanua, Pinrang. Peluh mengucur membasahi baju pria yang akrab dipanggil Bapak Unding ini.
Pria ini adalah Ketua Kelompok Tani Samaturue. Tiga pekan lalu, ia bersama Husain, Agus dan sejumlah petani di Sulengka bergotong royong menyiangi rumput dari saluran air yang digali manual. Selalu harus dibersihkan. Jika tidak, akan menghambat jalannya air yang mengairi sawah mereka.
Sudah 35 tahun, saluran air galian tanah tersebut digunakan untuk mengairi sawah. Ada 80 hektare sawah yang bergantung pada saluran air tersier tersebut. Terkadang mampet, karena rumput-rumput yang memanjang. Panjang saluran kurang lebih 1.050 meter. Sekira 200 meter sudah dipondasi semen. Dinding juga sudah disemen. Sudah permanen.
Mahmud meminta, sisanya juga dipermanenkan. Kurang lebih 900 meter lagi.
“Sudah 35 tahun lebih, sekira 40 hektare sawah di areal ini hanya memanfaatkan saluran air tersier dari tanah. Panjang tersier yang mau dipermanen berkisar 900 meter. Selain itu, kami juga memohon bantuan pembuatan jalan tani selebar 3 meter dengan panjang 600 meter,” ungkap Mahmud usai mencangkul di areal persawahan saat ditemui PIJARNEWS, Ahad 23 Mei 2021 lalu.