MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Dalam rangka mempercepat penurunan stunting di Provinsi Sulawesi Selatan, Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Sulsel menggandeng UNICEF Indonesia dan JENEWA Institute serta mendapat dukungan dari Tanoto Foundation menyelenggarakan Sosialisasi Pesan Kunci Pencegahan Stunting. Acara ini berlangsung di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, Rabu (14/5/2025).
Sosialisasi ini diikuti oleh 100 peserta yang merupakan pengurus BKOW Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkuat peran strategis organisasi perempuan dalam menggerakkan masyarakat serta menyebarluaskan edukasi terkait pencegahan stunting. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi bentuk nyata sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan untuk menciptakan pemahaman bersama mengenai pentingnya perubahan perilaku dalam upaya pencegahan stunting.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulsel, H. Aminuddin, S.Ag., M.Ag., yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya pendekatan berbasis nilai-nilai keagamaan.
Ia mencontohkan bahwa ajaran agama, seperti pentingnya pemberian ASI hingga dua tahun sebagaimana tercantum dalam Alquran, dapat menjadi sarana efektif dalam edukasi masyarakat mengenai stunting. Salah satu momen penting dalam kegiatan ini adalah penandatanganan Komitmen Bersama dalam Percepatan Penurunan Stunting oleh seluruh pihak yang terlibat.
Ini menandai keseriusan semua pihak untuk mendukung strategi nasional pencegahan stunting melalui pendekatan komunikasi perubahan perilaku.
Direktur jenewa institute, Surahmansah Said, M.P.H dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu penguatan program gizi di Sulawesi Selatan diantaranya terkait pencegahan stunting, berdasarkan Strategi Nasional Percepatan Stunting 2018, terdapat 5 pilar utama dalam percepatan penurunan stunting, salah satu pilar yang masih menjadi perhatian penting terdapat pada pilar kedua terkait peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat sehingga lewat BKOW ini bisa menjadi jembatan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Perwakilan UNICEF, Nike Frans, M.P.H., dalam paparannya menyampaikan bahwa stunting masih menjadi tantangan besar, termasuk di Sulawesi Selatan yang angka prevalensinya masih berada di atas target nasional, yakni masuk 10 besar dengan persentase 27,2%.
Ia menekankan bahwa pencegahan stunting merupakan tanggung jawab bersama, mengingat dampaknya terhadap keberlangsungan generasi masa depan. Ia juga menyebut bahwa selain lembaga pemerintah, organisasi Masyarakat dan keagamaan memegang peranan penting dalam pencegahan stunting. Karena isu ini sangat erat kaitannya dengan peran ibu sebagai pihak yang paling dekat dengan anak, sehingga besar harapannya lewat BKOW ini lebih banyak lagi masyarakat yang terpapar informasi terkait pencegahan stunting.
Ketua BKOW Sulawesi Selatan, Prof. Dr. Ir. Hj. Apiaty K. Amin Syam, M.Si., menyatakan komitmen penuh BKOW untuk mendukung upaya pencegahan stunting. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada UNICEF dan JENEWA Institute atas kolaborasi yang telah terjalin, serta berharap kegiatan ini dapat berkontribusi pada penurunan angka stunting di Sulawesi Selatan. Ia menegaskan bahwa stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga berdampak luas terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Pada sesi pemaparan materi, Nike Frans menguraikan pendekatan komunikasi perubahan perilaku yang mencakup advokasi, kampanye, mobilisasi sosial, hingga komunikasi antar pribadi sebagai strategi utama dalam mengubah perilaku masyarakat. Sementara itu, Prof. dr. Veni Hadju, MSc, PhD, menekankan pentingnya peran organisasi masyarakat dan lembaga keagamaan dalam memperkuat edukasi serta mobilisasi komunitas di tingkat lokal. (rls)