PAREPARE, PIJARNEWS. COM--Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun. Tokoh pendiri dan inisiator Komite Penegakan Syariat Islam (KPPSI) Parepare, dr Ali Imran meninggal dunia, Selasa, 16 Juli 2019 sekitar
pukul 19.45 Wita di Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Parepare.
Almarhum yang dikenal sebagai
dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) di RSU Andi Makkasau menghembuskan nafas
terakhir setelah hampir empat bulan sakit.
Di mata kerabat dan keluarga, almarhum sosok tokoh Islam yang tegas, penyabar, dan komitmen dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam di Kota Parepare.
Sepak terjang almarhum bersama sejumlah tokoh Islam di Parepare mulai dikenal setelah mendirikan KPPSI di Parepare tahun 2000.
Perjuangan almarhum memuncak saat bersama-sama tokoh Islam Parepare menolak izin pembangunan kandang Babi di Lapanyanya tahun 2003/2003.
Malah dia memilih berseberangan dengan pimpinannya saat itu, Wali Kota Parepare, Basrah Hafid.
Hingga akhirnya kandang babi tersebut dipindahkan ke Lemoe Watang Bacukiki.
Andi Abd Rahman Saleh yang pernah bersama-sama di KPPSI selama dua periode 2001/2010 mengatakan, almarhum adalah sosok yang baik, penyabar, komitmen
dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam.
“Dia punya komitmen dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam.
Selama di KPPSI sepuluh tahun lamanya banyak persoalan keumatan diselesaikan. Mulai dari menara Islamic Center yang dianggap tidak mencerminkan Islam, inisiasi Perda Zakat dan Perda minuman keras,” kata Rahman Saleh.
Selain itu, setiap bulan Ramadan, KPPSI dibawah pimpinan almarhum turun memantau THM bersama polisi.
“Setiap Ramadan di eranya almarhum kita turun sama polisi memantau operasi THM,” kenang Rahman Saleh.
Mantan anggota DPRD Kota Parepare ini mengatakan, almarhum orang yang baik pada semua orang, tanpa melihat latar belakang agamanya.
“Dia punya semacam prinsip yang jelas, tidak mudah ikut arus dan terkadang melawan arus. Terbukti, saat kita advokasi masalah kandang babi dan Menara Islami Center, sampai-sampai berseberangan dengan wali kota yang merupakan pimpinannya. Jadi kami merasa sangat kehilangan sekali atas kepergian almarhum,” kata Rahman.
Sementara di rumah duka, Rabu 17 Juli 2019 di Jalan Opu Daeng Risaju, sejumlah tokoh masyarakat Parepare hadir melayat. Seperti mantan Wakil Wali Kota A Faisal Sapada, mantan Walikota Sjamsu Alam, Kadis Kesbang Pol Dr Salim Sultan, mantan Ketua KAHMI Ir Andi Nataluddin. Almarhum dikebumikan, usai Asar di lokasi pesantren Ar Ridha, yang merupakan pesantren diinisiasi almarhum bersama sejumlah kerabat. (ar/dmh)