ENREKANG, PIJARNEWS.COM –Aktifitas
Pertambangan di Dusun Kabere, Desa Taulan, Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang, menuai sorotan warga.
Warga mengklaim jalan yang digunakan Yayasan Al-Muhajirin untuk aktifitas penambangan galian C itu merupakan lahan milik mereka.
Harbama misalnya, Ia bersama pemilik lahan lainnya keberatan lahan mereka digunakan sebagai jalan menuju lokasi pertambangan milik Yayasan Al-Muhajirin.
Ada sembilan orang pemilik resmi lahan tersebut kata Harbama, mereka tidak pernah menyetujui penggunaan lahan mereka untuk jalur kendaraan pertambangan.
“Jalan yang dilalui oleh mobil-mobil bertonase berat merusak jalan masuk dan merusak lahan pertanian kami. Lain lagi dengan polusi debu yang beterbangan ke tanaman padi dan tanaman lainnya sehingga membuat hasil panen kami menurun,” papar Harbama kepada wartawan, Selasa (23/3/2020).
Pemilik lahan lainnya, Hj Husnaini bahkan mendesak kepolisian untuk turun tangan. Selain meresahkan dan pastinya pihak pemilik lahan sangat keberatan.
“Agar Kepolisian Enrekang bisa membantu kami sebagai masyarakat yang butuh perlindungan dari kepolisian untuk menutup jalan tersebut karna sudah sangat merugikan kami,” beber Husnaini.
Husnaini juga mengatakan, pihaknya menduga ada rekayasa tandatangan persetujuan pemilik lahan.
“Ada dugaan bahwa ada surat persetujuan masyarakat yang terkena dampak lokasi jalan ke tambang, diduga kuat hanya direkayasa dan ada beberapa tanda tangan pemilik lahan yang juga diduga palsu,” lanjut Husnaini.
Sementara Pengelola tambang Yayasan Al Muhajirin, H Abdullah saat dikonfirmasi mengakui bahwa lahan yang dilalui mobil tambang adalah milik masyarakat, namun sebelum perijinan terbit sudah disepakati dengan pemilik lahan yang difasilitasi pemerintah setempat.
Abdullah juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mengeluarkan dana untuk bulan Februari 2020.
“Kami telah berikan dana sebesar Rp 2.500.000 untuk dibagi rata dengan pemilik lahan yang dikoordinir oleh kepala dusun,” tutur Abdullah.
Abdullah menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiapkan dana untuk pembangunan talud (tanggul) di sisi kiri dan kanan jalan, tetapi ia masih menunggu sampai musim panen.
“Jalan tersebut sudah diusulkan ke Pemkab Enrekang untuk mendapatkan anggaran peningkatan jalan, namun demikian kami tetap siap memperbaiki dan membenahi jalan tersebut,” tutup Abdullah. (arm)